Jumat, 25 Juni 2010

SANTO YOHANES DARI SALIB

Yohanes dilahirkan di Spanyol pada tahun 1542. Ia adalah putera seorang penenun. Yohanes bersekolah di sekolah untuk anak-anak miskin dan menjadi pesuruh direktur sebuah rumah sakit. Selama tujuh tahun, Yohanes bekerja sebagai pesuruh sambil belajar di sekolah Yesuit. Bahkan semasa mudanya Yohanes suka melakukan silih. Ia paham benar arti berkurban demi cinta kasih kepada Yesus.

Ketika usianya duapuluhsatu tahun, cintanya yang besar kepada Tuhan mendorongnya untuk masuk ke biara Karmel. Bersama St. Theresia dari Avila, St. Yohanes dipilih Tuhan untuk membawa semangat baru di antara para religius. Hidup Yohanes penuh dengan pencobaan. Meskipun ia berhasil membuka biara-biara baru di mana cara hidup sucinya dijalankan, ia sendiri dikecam. Ia bahkan dijebloskan ke dalam penjara dan harus mengalami penderitaan yang hebat. Suatu waktu, ia mengalami pencobaan-pencobaan yang dahsyat pula. Tampaknya Tuhan telah meninggalkannya seorang diri dan ia merasa sangat menderita. Namun demikian, ketika badai pencobaan tersebut telah berlalu, Tuhan memberi ganjaran kepada hambanya yang setia itu. Ia menganugerahinya kedamaian hati dan sukacita. St. Yohanes menikmati hubungan yang mesra serta akrab dengan Tuhan. Malahan, Bunda Maria sendiri yang menunjukan kepada Yohanes bagaimana meloloskan diri dari sel penjaranya.

St. Yohanes mempunyai cara mengagumkan dalam menghadapi para pendosa. Suatu ketika seorang wanita cantik tetapi pendosa berusaha membuatnya jatuh dalam dosa. St. Yohanes berbicara kepadanya sedemikian rupa hingga wanita itu dibimbing untuk mengubah cara hidupnya. Seorang wanita lain, mempunyai kelakuan yang sedemikian rupa, hingga membuatnya dijuluki “wanita mengerikan”. Tetapi, dengan sikapnya yang lemah lembut, St. Yohanes tahu bagaimana mengatasinya.

St. Yohanes dari Salib mohon kepada Tuhan untuk mengijinkannya menderita setiap hari demi cinta kasihnya kepada Yesus. Untuk membalas kasihnya itu, Yesus menampakkan diri kepada St. Yohanes dengan suatu cara yang amat istimewa. St. Yohanes terkenal oleh karena buku-buku rohaninya yang menunjukkan kepada kita bagaimana membangun hubungan yang akrab dan mesra dengan Tuhan. St. Yohanes wafat pada tanggal 14 Desember 1591. Ia digelari Doktor Gereja oleh Paus Pius XI pada tahun 1926. (yesaya.indocell.net)

Kamis, 24 Juni 2010

SEJARAH DEVOSI HATI KUDUS YESUS

Clauda Alacoquie dan Philiberte Lamyn menamakan anak kelimat dari tujuh anak mereka, Margareta pada hari kelahirannya, 22 Juli 1647. Margaret yang dilahirkan di Lauthecourt, Perancis, nyaris tidak mengenal ayahnya karena dia meninggal karena pneumonia ketika Margaret berusia delapan tahun. Tidak lama setelah ayahnya wafat, Margaret dikirim ke sekolah asuhan biara dimana di adalah murid yang unggul sampai ketika berusia sebelas tahun dia menderita demam rematik dan harus menghabiskan empat tahun selanjutnya berbaring di ranjang.
Sekembalinya ke rumah keluarganya, Margaret menemukan bahwa keluarganya berada dalam kondisi keuangan yang sulit sejak ayahnya meninggal. Para kerabat Claude sekarang menguasai rumahnya dan memperlakukan Philiberte dan anak-anaknya seperti pembantu rumah tangga. Situasi yang menyedihkan ini berlangsung terus hingga anak tertua Philiberte menginjak usia dewasa di mata hukum dan kontrol harta benda keluarga kembali jatuh ke tangan keluarga Philiberte.
Margaret punya kecintaan yang besar terhadap Yesus sepanjang masa kecilnya. Cintanya yang kuat kepada Yesus yang hadir di Sakramen Mahakudus, membawanya pada usia dua puluh dua tahun untuk memasuki komunitas biarawati yang didirikan oleh St.Franciscus de Sales, yang disebut Tarekat Kunjungan di Paray-le-Monial. Komunitas ini didirikan atas dasar prinsip kerendahan hati dan tidak mementingkan diri sendiri, yang mana pengalaman-pengalaman Margaret dibawah perlakuan kerabat-kerabatnya telah mempersiapkan dirinya dengan baik. Setelah mengucapkan profesinya, dia diberi nama Maria, yang ditambahkan kepada nama aslinya Margaret.
Pada tanggal 27 Desember 1673, hari Pesta St.Yohanes Penginjil, Margaret Maria mendapat suatu pengalaman unik ketika sedang berdoa di hadapan Sakramen M ahakudus. Dia merasa seolah tidak lagi sebagai sosok mahluk yang terpisah. Ditengah pengalaman ini dia merasa seolah Yesus memintanya untuk mengambil posisi sebagai murid yang dikasihi pada saat perjamuan terakhir. Dia membayangkan meletakan kepalanya di dada Yesus sehingga dia dapat mendengar detak jantung-Nya dan mengetahui betapa besar cinta Yesus kepada umat manusia. Yesus bercerita kepada Margaret Maria kesedihanNya atas ketidak-pedulian orang-orang atas kasih-Nya.
Biarawati atasannya tidak menanggapi pengalaman doa Margaret Maria secara serius. Tetapi ketika Margaret bersikeras atas validitas pengalaman-2 tersebut, atasannya tersebut menunjuk sejumlah teolog untuk mendengarkan kisah pengalaman Margaret. Mereka berkesimpulan bahwa Margaret menderita delusi. Margaret menyimpan penderitaan ini di dalam hatinya hingga romo Claude de La Colombiere, seorang Yesuit, dipilih sebagai pembimbing spiritualnya. Barulah dia menemukan seseorang yang percaya bahwa pengalamannya betul-betul terjadi.
Margaret Maria terus mengalami penglihatan-penglihatan Yesus. Dia menunjukan jantung-hatinya, yang ditembusi oleh lembing sewaktu peristiwa penyaliban, kepada Margaret dan mengatakan bahwa hati-Nya itu melambangkan kasih-Nya. Hati-Nya itu menyala-nyala oleh kasih, dan Tuhan meminta Margaret Maria untuk memberitakan ini ke seluruh dunia.
Yesus mengatakan kepadanya bahwa Dia menginginkan suatu pesta gereja yang merayakan kasih-Nya pada hari Jumat setelah Pesta Agung Corpus Christi (Pesta Tubuh dan Darah Kristus). Dia juga memberitahukan permintaan-Nya untuk suatu devosi khusus para hari Jumat pertama setiap bulannya untuk menerima Komuni Kudus untuk membayar sikap tidak berterima kasih manusia. Margaret Maria merelay informasi ini kepada pembimbing spiritualnya, romo de La Colimbiere, yang paling bertanggung jawab atas penyebaran devosi ini. Margaret Maria wafat pada tanggal 17 Oktober 1690. Setelah penelitian yang sangat seksama atas hidupnya dan penglihatan-penglihatan yang dialaminya, Margaret Maria dibeatifikasi di tahun 1864 dan dikanonisasi pada tahun 1920.
Devosi jaman modern terhadap Hati Kudus Yesus menyebar luas dari Paray-le-Monial tahun 1907 oleh romo Mateo Crawley-Boevey, SSCC. Gerakan ini mendorong orang-orang untuk mentahtakan lukisan gambar Hati Kudus di rumah-rumah mereka, dan untuk mengkonsekrasikan diri mereka kepada kasih Yesus yang diberikan kepada kita semua, dan untuk menghadiri Misa dan menerima Komuni Suci selama sembilan Jumat Pertama berturut-turut seperti diinstruksikan Yesus kepada St.Margaret Maria Alacoque. Yesus menjanjikan bahwa siapa yang melakukannya akan diberkati dengan rahmat ketekunan terakhir dan tidak akan meninggal tanpa sempat menerima Sakramen terakhir Gereja (sakramen-sakramen terakhir, sebetulnya adalah sejumlah sakrament yang meliputi perayaan ibadah rekonsiliasi, Viaticum [Komuni Suci bagi "perjalanan"], dan ibadah pengurapan orang sakit.)

NOVENA KEPADA HATI KUDUS YESUS
(novena ini dilakukan 9 hari berturut-turut pada jam-jam yang sama)


Ya Yesus, Engkau berkata: "Mintalah maka akan diberkan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu." Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci aku memanggil Engkau, aku mencari dan memohon kepada-Mu untuk mendengarkan permohonanku ini.
(Sebutkan karunia yang anda minta)
Ya Yesus, Engkau berkata: "Apa saya yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan nama-Ku. Dia akan memberikannya kepadamu." Aku memohon dengan rendah hati dan penuh kepercayaan dari Bapa Surgawi dalam nama-Mu, dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, untuk mengabulkan permohonanku ini.
(Sebutkan permohonan anda)
Ya Yesus, Engkau berkata: "Langit dan bumi akan musnah, tetapi Sabda-Ku tidak akan musnah." Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan
(Sebutkan permohonan anda)
Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman bagi orang-orang yang berharap pada-Mu, aku sungguh percaya bahwa Engkau akan mengabulkan apa yang aku minta, walaupun itu memerlukan mukjizat. Pada siapa aku akan mengetuk kalau bukan pada hati-Mu. Terberkatilah mereka yang berharap pada-Mu.
Ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu (penyakit ini, jiwa ini, permohonan ini). Pandanglah dan buatlah apa yang hati-Mu kehendaki.
Ya Yesus, aku berharap pada-Mu dan percaya, kepada-Mu aku mempersembahkan diriku, di dalam Engkau aku merasa aman. (1x Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan)
Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu
(Ulangi 10x dengan penuh semangat)
Ya Yesus yang baik, Engkau berkata: "Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepada-Ku. Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku, berharaplah pada-Ku selalu." Padamu Tuhan, aku berharap, agar aku tidak binasa selamanya. Amin.


DOA KEPADA HATI KUDUS YESUS
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, dan semua yang Kauserahkan kepadaku, segala keinginanku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan. Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.

DUA BELAS JANJI HATI KUDUS YESUS
Margareta Maria Alacoque (1647-1690) menerima tugas Kristus yang menampakkan diri-Nya beberapa kali kepadanya, untuk menyebarluaskan kebaktian HATINYA YANG KUDUS.
Kepada siapa-siapa yang menghormati HATI KUDUS secara istimewa, KRISTUS menjanjikan rahmat-rahmat berikut:
1. Aku akan menganugerahkan kurnia yang dibutuhkan dalam suatu keadaan yang mendesak.
2. Aku akan mengaruniakan damai dalam keluarga-keluarga mereka.
3. Aku akan menghibur mereka dalam segala penderitaan.
4. Aku akan menjadi tempat berlindung bagi mereka sepanjang hidup, khususnya pada saat menghadapi maut.
5. Aku akan mencurahkan berkat atas segala usaha mereka.
6. Para pendosa akan menemukan dalam hati-Ku sumber dan samudera belas kasihan yang tak terbatas.
7. Orang-orang yang dingin hati akan memperoleh karunia semangat kerajinan untuk berbuat baik.
8. Orang-orang yang bersemangat dan rajin akan berkembang dengan cepat menuju kesempurnaan yang tinggi.
9. Para imam akan memperoleh kurnia-kurnia, agar mereka sanggup melunakkan hati yang paling keras dalam dosa.
10.Aku akan memberkati rumah-rumah dimana patung/gambar hati-Ku yang terkudus ditempatkan dan dihormati.
11. Nama setiap orang yang menyebarluaskan penghormatan ini akan tertulis dalam hati-Ku dan tak akan pernah terhapus.
12.Aku tak akan membatalkan sedikit pun kurnia-kurnia bagi semua orang yang ingin memperoleh-Nya dalam hati-Ku.

PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK

Istilah yang lebih tepat untuk Pembaharuan Karismatik Katolik. Ada perbedaan istilah berkaitan pembaharuan karismatik ini. Di Amerika Serikat pada umumnya pembaharuan ini disebut "Catholic Charismatic Renewal" atau Pembaharuan Karismatik Katolik, istilah ini juga dipakai di Indonesia. Sedangkan di Perancis, lebih dikenal dengan "Renewal of the Spirit" atau "pembaharuan dalam Roh" atau lebih tepat lagi disebut "pembaharuan hidup dalam Roh."

Istilah "pembaharuan hidup dalam Roh" sesungguhnya lebih tepat dipakai. Karena kata "karismatik" menjadikan pembaharuan ini seolah-olah hanya lebih menonjolkan segi karisma-karisma. Karisma-karisma ini memang merupakan unsur yang penting dalam pembaharuan ini, tetapi bukan yang terpenting. Sesungguhnya karisma-karisma ini diberikan Roh Kudus untuk pelayanan kepada jemaat (1 Kor. 12:7-11). Sedang-kan istilah "pembaharuan hidup dalam Roh" memiliki arti yang lebih mendalam dan sesuai dengan tujuan dan se-mangat dari pembaharuan ini. Karena pada dasarnya pembaharuan ini merupakan suatu pembaharuan hidup rohani dalam kuasa Roh Kudus, yaitu suatu kehadiran baru Roh Kudus disertai kuasa-Nya di dalam kehidupan Gereja dewasa ini.

Memang Roh Kuduslah yang melahirkan Gereja dan di sepanjang sejarahnya Gereja selalu dijiwai oleh Roh Kudus. Dan sebenarnya Roh Kudus tidak pernah absen dari Gereja, sebab tanpa Roh Kudus Gereja menjadi tidak berdaya dan akan mati. Bahwa hingga hari ini Gereja mampu memperbaharui diri dan selalu mempunyai vitalitas untuk memperbaharui diri, merupakan bukti, bahwa Roh Kudus sungguh-sungguh berkarya di dalamnya. Memang benar, bahwa masa-masa tertentu kehadiran-Nya lebih tampak dan terasa daripada masa-masa lain, namun Dia selalu hadir. Kehadiran itu sangat nyata sekali pada abad-abad pertama Gereja dalam kehidupan Gereja Awali. Dan apa yang terjadi dalam Gereja Awali, suatu keterbukaan kepada Roh Kudus dan karisma-karisma- Nya, saat ini sedang dialami banyak orang di pelbagai belahan dunia melalui pemba-haruan hidup dalam Roh atau pembaharuan karismatik ini.


Arti Teologis dan Sosiologis dari Pembaharuan Karismatik Katolik

Sering orang memandang secara berat sebelah dan keliru terhadap pem-baharuan karismatik ini. Bahkan ada tokoh karismatik yang mengidentikkan pembaharuan karismatik ini dengan apa yang kelihatan dari luar, misalnya: ciri-ciri orang karismatik kalau menyanyi harus tepuk tangan, tersenyum, kemudian mengangkat tangan. Tentu penekanan seperti ini akan menimbulkan ekses-ekses yang berlebih-lebihan dalam gaya dan ekspresi, sehingga tidak heran di kalangan hirarki dan umat Katolik masih ada yang antipati dan memiliki "image" negatif terhadap pembaharuan ini. Apalagi sebagai akibat, banyak "jajan" (dengan sengaja mengikuti persekutuan doa, kebaktian, seminar ke kelompok-kelompok Protestan karismatik atau juga kelompok ekumene yang bersifat sektaris dan menyerang iman Katolik), dan mengambil begitu saja gaya-gaya, cara-cara dan pengajaran mereka, tanpa menyaringnya. Sehingga tidak jarang orang akhirnya kehilangan identitas Katoliknya, bahkan menjadi ragu-ragu terhadap iman Katoliknya, sehingga akhirnya menyeberang ke kelompok-kelompok itu.

Oleh karena itu penting untuk memahami pembaharuan karismatik ini se-cara tepat dan benar. Pembaharuan karismatik ini ada dalam Gereja Katolik, sehingga kesetiaan kepada Gereja Katolik harus menjadi landasannya. Seluruh iman Katolik dan ajarannya harus menjadi bagian kehidupan pembaharuan ini. Dan cara-cara serta ungkapan lahiriah dalam pembaharuan ini haruslah diadaptasikan dengan lingkungan Gereja Katolik. Sehingga perlu dilihat, bahwa pembaharuan karismatik ini harus dibedakan berdasarkan arti teologis dan arti sosiologisnya. Pembaharuan ini harus dibedakan apa yang menjadi isi dan apa yang menjadi bungkusnya, apa yang pokok dan apa yang hanya tambahan.


Arti Sosiologis

Arti sosiologis dari pembaharuan karismatik ini ialah ungkapan-ungka- pan lahiriah dari pembaharuan ini. Ungkapan-ungkapan lahiriah ini, misalnya : tepuk tangan, tarian, dan sebagainya. hal-hal ini memang perlu dan dapat membangun suasana gembira dan sukacita, tetapi harus disadari bahwa sesungguhnya hal-hal ini hanyalah "bungkus" dan tidak hakiki. Ungkapan-ungkapan lahiriah ini tidak boleh dimutlakkan dan tidak boleh dipaksakan. Di samping itu ungkapan-ungkapan lahiriah dari pembaharuan ini sangat berbeda-beda, karena dipengaruhi latar belakang, budaya, watak, situasi setempat, dan lain-lain. Oleh karena ungka-pan lahiriah ini merupakan "bungkus" maka nilainya sekunder dan tidak hakiki, jadi bisa dipakai bisa tidak.


Arti Teologis

Arti teologis dari pembaharuan karismatik ini ialah keterbukaan kepada Roh Kudus dan karisma-karisma- Nya. Orang menyadari, bahwa karya Gereja sesungguhnya adalah karya Allah sendiri. Oleh karena itu dalam segala aktivitasnya orang bersandar dan bergantung pada kuasa Roh Kudus sendiri yang adalah Jiwa Gereja. Disini orang akan menyadari, bahwa tanpa Roh Kudus kita tidak dapat dan tidak akan mampu untuk melakukan karya-karya yang dipercayakan Allah kepada Gereja-Nya, seperti pewartaan, pertobatan, pembinaan dan pengudusan.

Arti ini yang sesungguhnya menjadi isi yang paling pokok, dan yang terpenting. Dalam arti teologis ini, melalui pembaharuan ini diharapkan orang dapat sungguh-sungguh terbuka kepada Roh Kudus, baik dalam hidup dan karyanya serta menyadari ketergantungan yang penuh kepada Roh Kudus dan kuasa-Nya. Sehingga dia sungguh-sungguh menjadi orang Katolik yang terbuka sepenuhnya terhadap kehadiran dan kuasa Roh Kudus.


Arti teologis dari pembaharuan karismatik ini mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

1. Hidup dalam Roh

Kesadaran akan kehadiran baru Roh Kudus menyadarkan kita, bahwa seluruh hidup kita harus berada dalam tanda kehadiran-Nya. Dialah yang ha-rus menggerakkan seluruh hidup kita, menguasai serta menyadarkan kita akan ketergantungan kita yang total terhadap-Nya. Kita harus menjadari, bahwa "Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. " (Flp. 2:13) Kita menyadari peranan-Nya yang amat penting, bahkan yang bersi-fat pokok dan menentukan, dalam seluruh hidup kita. Hidup dalam Roh pada hakekatnya bukan lain daripada hidup yang dikuasai dan digerakkan seluruhnya oleh Roh Allah sendiri, tanpa menghilangkan kebebasan manusiawi kita. Seperti apa yang diungkapkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." (Rm. 8:14) Atau lebih tepat lagi bila diterjemahkan dari bahasa aslinya : "Semua orang, yang digerakkan Roh Allah, adalah anak Allah."

2. Hidup dalam bimbingan Roh Kudus

Salah satu aspek Hidup dalam Roh ialah menyadari, bahwa seluruh hidup kita digerakkan oleh-Nya, berarti bahwa kita harus membiarkan diri dibimbing oleh-Nya. Bimbingan Roh ini bukan hanya pada saat-saat tertentu saja, melainkan pada keseluruhan hidup, dalam segala aktivitas kita. Kita harus sungguh-sungguh terbuka dan peka terhadap bimbingan-Nya serta sungguh-sungguh mengharapkannya. Bila kita menye-rahkan hidup kita kepada-Nya, Dia akan membimbing kita dalam segala hal, serta membawa kita kepada hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan demikian kita akan menjadi manusia yang kreatif sesuai dengan sifat Roh sendiri: Kamu tidak tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya, demikianlah setiap orang yang dibimbing oleh Roh Allah seringkali tidak terduga, dan juga tidak dapat dise-lami manusia jasmani.

3. Pengenalan akan Allah dan Yesus Kristus

Kehadiran baru Roh Kudus menyebabkan kita mengenal Allah dan Putera-Nya Yesus Kristus secara pribadi. Oleh kehadiran Roh Kudus Bapa dan Yesus menjadi Pribadi yang sungguh-sungguh hidup, yang mengasihi, melindungi dan memelihara kita. Kasih-Nya boleh kita alami sungguh-sungguh. Kita tidak hanya tahu, bahwa Dia mengasihi kita, melainkan kita juga boleh mengalami kasih-Nya secara nyata. Melalui kehadiran Roh Kudus itu kita memasuki suatu hubungan yang pribadi dengan Allah dalam Yesus Kristus.

4. Menjadikan Yesus Tuhan dan Penyelamat kita

Pembaharuan Hidup dalam Roh membawakan kepada kita kehadiran baru Roh Kudus. Oleh kehadiran Roh Kudus itu kita boleh mengalami, bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup. Kita juga menerima keyakinan, bahwa Yesus yang disalibkan itu telah bangkit kembali dan kini hidup dan memerintah bersama dengan Bapa. Kita juga disadarkan, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Penyelamat kita. Oleh kehadiran Roh Kudus ini dengan sungguh-sungguh kita dapat berkata, bahwa Yesus adalah Tuhan. Roh Kudus menyadarkan kita pula, bahwa Yesus harus menjadi pusat hidup kita. Dialah yang harus meraja di dalam hidup kita oleh kuasa dan kehadiran Roh Kudus.

5. Keterbukaan terhadap karisma Roh Kudus

Pembaharuan dalam Roh membawakan kepada kita keterbukaan terhadap karunia-karunia Roh Kudus yang disebut karisma-karisma. Kita disadarkan, bahwa untuk karya pelayanan kita, Allah memberikan kepada kita karisma-karisma tersebut, supaya kita mampu melaksanakan karya Allah serta dapat memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus secara efektif. Karisma-karisma itu diberikan kepada kita demi kepentingan seluruh umat, diberikan secara cuma-cuma. Karisma-karisma itu sangat penting dan perlu bagi pelayanan kita dalam dunia dewasa ini. Karena itu kita harus mengusahakannya untuk kepentingan pelayanan kita, namun harus selalu tetap sadar, bahwa yang utama tetaplah iman, harapan dan kasih.

Bila dilihat dari arti teologisnya, maka sebenarnya pembaharuan karismatik ini merupakan program hidup seorang murid Kristus yang mau dan rela terbuka sepenuhnya terhadap bimbingan dan karya Roh Kudus. Pengalaman kehadiran dan kuasa Roh Kudus yang dialami dalam pencurahan Roh, pada dasarnya merupakan suatu awal yang baru, dimana seseorang memasuki hidup di dalam Roh. Dikatakan suatu awal yang baru, karena hidup dalam Roh ini dengan bantuan rahmat Tuhan, haruslah terus berkembang. Melalui hubungan pribadi dengan Allah yang terus dipupuk melalui hidup doa, peresapan Sabda Allah dalam Kitab Suci, penghayatan sakramen-sakramen dan latihan-latihan rohani lainnya, serta melalui pelbagai perjuangan serta pemurnian yang dialami jiwa, maka hidup di dalam Roh ini diharapkan berkembang sampai pada kepenuhannya, yaitu dalam persatuan cintakasih dengan Allah. Dan persatuan cintakasih dengan Allah, yang merupakan puncak karya Roh Kudus dalam jiwa itu, sesungguhnya telah dialami dan dinyatakan oleh para kudus, secara khusus seperti St.Theresia Avila dan St.Yohanes Salib. St.Yohanes Saliblah yang menuliskan pengalaman puncak karya Roh Kudus dalam karyanya "Nyala Hidup Cinta (The Living Flame of Love)." Dalam tahap ini, maka jiwa yang dibakar oleh Roh Kudus dan ikut serta menjadi "Nyala" itu sendiri, telah menjadi begitu bersatu dengan Allah, sehingga dia jauh lebih berharga untuk keselamatan jiwa-jiwa dan kesuburan Gereja.